Kampung Ramsai turut mendukung percepatan pembentukan koperasi merah putih sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Kampung Ramsai, Hendrik Purnama.
Ia menyebut, pembentukan koperasi menjadi bagian penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Kegiatan hari ini sesuai instruksi Inpres tentang percepatan pembentukan 80.000 koperasi di Indonesia," ujar Hendrik, Senin. (12/5/2025).
Menurutnya, langkah ini harus segera dijalankan untuk mendukung program nasional. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus segera diatasi di tingkat kampung.
“Tantangannya, Inpres ini harus segera dilakukan, padahal SDM koperasi belum siap,” katanya. Ia menilai kesiapan sumber daya pengelola sangat menentukan keberhasilan program.
Hendrik juga menyoroti besarnya potensi dana yang akan dikelola koperasi. "Secara wacana, dananya besar sekali. Minimal perguliran mencapai tiga miliar," ungkapnya.
Dengan dana sebesar itu, koperasi harus dikelola secara profesional dan akuntabel. Maka, pelatihan dan pembinaan kepada calon pengurus sangat dibutuhkan segera.
Kampung Ramsai berkomitmen menyiapkan SDM unggul untuk pengelolaan koperasi. Mereka mulai menjalin koordinasi dengan dinas dan lembaga pendamping.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan pendampingan teknis secara intensif. Termasuk pelatihan manajemen koperasi, pelaporan keuangan, dan perizinan usaha.
"Kalau SDM kami siap, koperasi bisa benar-benar jadi motor ekonomi masyarakat," ujar Hendrik. Ia optimistis koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan warga kampung.
Selain itu, Hendrik mengajak masyarakat untuk mendukung program koperasi ini. Menurutnya, semangat gotong royong akan memperkuat pondasi ekonomi lokal.
Pembentukan koperasi diharapkan tak hanya formalitas administratif. Namun, mampu menjadi wadah usaha bersama yang produktif dan berkelanjutan.
Kampung Ramsai turut mendukung percepatan pembentukan koperasi merah putih sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Kampung Ramsai, Hendrik Purnama.
Ia menyebut, pembentukan koperasi menjadi bagian penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Kegiatan hari ini sesuai instruksi Inpres tentang percepatan pembentukan 80.000 koperasi di Indonesia," ujar Hendrik, Senin. (12/5/2025).
Menurutnya, langkah ini harus segera dijalankan untuk mendukung program nasional. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus segera diatasi di tingkat kampung.
“Tantangannya, Inpres ini harus segera dilakukan, padahal SDM koperasi belum siap,” katanya. Ia menilai kesiapan sumber daya pengelola sangat menentukan keberhasilan program.
Hendrik juga menyoroti besarnya potensi dana yang akan dikelola koperasi. "Secara wacana, dananya besar sekali. Minimal perguliran mencapai tiga miliar," ungkapnya.
Dengan dana sebesar itu, koperasi harus dikelola secara profesional dan akuntabel. Maka, pelatihan dan pembinaan kepada calon pengurus sangat dibutuhkan segera.
Kampung Ramsai berkomitmen menyiapkan SDM unggul untuk pengelolaan koperasi. Mereka mulai menjalin koordinasi dengan dinas dan lembaga pendamping.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan pendampingan teknis secara intensif. Termasuk pelatihan manajemen koperasi, pelaporan keuangan, dan perizinan usaha.
"Kalau SDM kami siap, koperasi bisa benar-benar jadi motor ekonomi masyarakat," ujar Hendrik. Ia optimistis koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan warga kampung.
Selain itu, Hendrik mengajak masyarakat untuk mendukung program koperasi ini. Menurutnya, semangat gotong royong akan memperkuat pondasi ekonomi lokal.
Pembentukan koperasi diharapkan tak hanya formalitas administratif. Namun, mampu menjadi wadah usaha bersama yang produktif dan berkelanjutan.